Marimba Virtuoso " KEIKO ABE "

Sumber: www.pas.org

 Keiko Abe adalah komposer sekaligus pemain marimba vituoso yang berasal dari Jepang  Keiko Abe dilahirkan pada tahun 1937 dan mulai belajar marimba semenjak usia 12 tahun dibawah bimbingan Eiichi Asabuki. Berawal dari mendengarkan sebuah kelompok misionaris Amirika yang beasal dari Oral Robert University, instrumen marimba  untuk yang pertama kali dipertontonkan di Jepang. Sejak saat itu ia malai tertarik untuk belajar marimba, karena bakat yang dimilikinya pada usia 13 tahun Keiko Abe mendapat kepercayaan untuk mengikuti kontes bakat N.H.K dan berhasil meraih juara, selain itu juga mendapat kesempatan secara profesional tampil di radio.[1]

Ketekunan dan keseriusan Keiko Abe akhirnya terealisasi dengan mendapatkan gelar dalam pendidikan musik. Pada tahun 1962 ia dan dua orang temannya yaitu mahasiswa Asabuki mulai memperkenalkan marimba trio yang mereka namakan Xebec Marimba Trio  dengan mebawakan lagu-lagu populer yang sudah dirilis lebih dari tuju album yaitu antara tahun 1962 – 1966. Dalam waktu kurang lebih 5 tahun merekan juga membuat rekaman dan menghasilkan 13 album.

Keiko Abe yang hidup hanya dengan lingkup permainan musik dalam format ensambel membuatnya sedikit frustasi, sehingga pada tahun 1962 ia memutuskan untuk memasuki dunia musik klasik kontemporer dan menjadi pemain perkusi pada orketra N. H. K. Untuk menunjukan rasa cintanya terhadap marimba, ia mengajak anak-anak di Jepang untuk belajar musik marimba dan ia juga mempunyai program di radio yang diberi nama “ Good Morning Marimba “. 

Pada tahun 1963, Yamaha Korporasi mencari pemain marimba yang berasal dari Jepang untuk membantu dalam mendesain instrumen baru, terpilih Keiko Abe untuk mengeluarkan ide-ide dalam pembuatan instrumen marimba baik dari segi bentuk maupun suaranya sehingga dapat dimainkan dengan instrumen-instrumen lain ( ensambel perkusi ). Sehingga pada tahun 1970an Yamaha mulai memproduksi marimba dengan desain dan hasil suaranya diciptakan oleh Keiko Abe dan hasilnya marimba baru yang wilayah nadanya tidak hanya 4 oktaf melainkan sampai 5 oktaf dan produksi marimba yang baru tersebut tercantum tanda tangan dan namanya.

Karier Keiko Abe berlanjut menjadi seorang komposer, ia telah menciptakan beberapa karya yang menjadi standart dari reportoar marimba, antara lain adalah Michi, Variation of Japanese children song, Dream Of The Cherry Blossom, Wind The Bamboo Grove, dan juga salah satu karya yang saya bahas pada skripsi kali ini Tambourin Paraphrase for Solo Marimba.Karya ini sebenarnya diciptakan untuk duet marimba yang artinya dimainkan dengan 2 marimba, tapi karena sebuah permintaan muridnya lagu ini dibuat dalam versi solo marimba. Dalam lagu ini terdapat berbagai macam hal, seperti teknik yang digunakan menggunakan empat mallet, serta banyak teknik baru yang muncul karena marimba merupakan instrument era modern jadi banyak eksplorasi teknik yang dimainkan pada lagu ini.

Keiko Abe selain menjadi seorang komposer, juga aktif dalam mempromosikan perkembangan sastra untuk marimba, baik karya-karyanya sendiri maupun karya-karya komposer lain , sehingga dapat memberikan dorongan kepada komposer-komposer muda. Ia mendapatkan gelar Profesor di Toho Gauken School of Music dan menjadi perempuan pertama yang dilantik Percussion Art of Fame, Pasic ’93 Awards di Columbus, Ohio dan juga menjadi pemain marimba pertama yang mengembangkan  permainannya dengan menggunakan teknik enam mallet. Dalam pidatonya ia mengatakan., “ mungkin lebih baik bagi saya untuk memikirkan kehormatan sebagai pemain  marimba, banyak komposer-komposer yang juga pandai menulis musik seperti saya dan berbagi dengan sesama pemain marimba lainnya. Penghargaan ini juga saya berikan kepada perempuan-perempuan yang telah membuat kontribusi besar bagi kemanusiaan melalui musik.”[2]

Nama Keiko Abe telah dikenal di dunia musik sebagai pemain marimba, selama 30 tahun mengabdikan dirinya pada marimba dan usahanya telah mampu membuat terpesona penonton maupun mahasiswa. Meskipun ia sempat memutar kehidupannya dengan mengambil jurusan kedokteran. Namun hal iti dilakukan semata-mata untuk menyenangkan ayahnya dan ternyata kedokteran bukan jalan hidupnya, sehingga ia dengan cepat kembali ke dunia musik. Hal itu dapat dibuktikan dengan memperoleh gelar pendidikan dan menjadi guru musik. Dikalangan para komposer dunia nama Keiko Abe telah dikenal sebagai komposer marimba, reportoar Frog dan Michi adalah dua karya yang dimainkan oleh siswa-siswa seluruh dunia secara profesional sebagai bahan resital.

Marimba sangat spesial bagi saya, ketika saya memainkannya akan terdengar dan memahami serta memiliki keinginan yang besar untuk menemukan sebuah ekspresi, bahwa kayu yang paling indah ini ( bilah-bilah marimba ) berasal dari pohon hidup, hal ini seakan-akan marimba bernafas seperti pohon hidup, sehingga ketika memainkan musik marimba saya seperti bernafas dengannya. Bagi saya yang sangat penting adalah terus mencipta karya-karya musik baru dan mencoba untuk menulis yang kemungkinan ekspresi dan emosional akan keluar dari marimba sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dengan penonton. Apapun bentuk komposisi musik mengeksplor atau improvisasi, apakah itu tonal, tanpa nada, apakah itu lambat, sedang atau cepat saya berharap musik marimba aan selalu fakus pada komunikasi yang lebih nyata dari pada keahlian teknik yang hanya untuk kepentingan diri sendiri.[3]

Dukungan yang datang dari suami dan putrinya membuat Keiko Abe semakin cinta dengan marimba, hal ini dapat dibuktikan adanya kerja sama dengan pemain-pemain marimba di Toho Gakuen Colleg of Music dan juga berbagai siswa dibelahan dunia, diantaranya adalah Evelyn Glennie. Musik Keiko Abe merupakan sumber inspirasi bagi musisi-musisi khususnya marimba, ia telah menaklukkan wilayah baru dan segala keterbatasan yang ada pada marimba dirubah menjadi sebuah instrumen konser yang lengkap. Permainan marimba yang luar biasa dari Keiko Abe membuat banyak orang terkesima didukung dengan adanya marimba modern yang kaya akan nuansa dan cakupan yang sangat luas. Ia memiliki kualitas penting dari seorang musisi besar, mampu berkolaborasi melalui bilah-bilah marimba sehingga mencapai kombinasi sempurna dari teknik virtuoso dan selalu menjiwai setiap permainannya sehingga sangat bergairah ditambah integritas besar mampu dicapainya.[4] 

[3] Ibid.

[4]Master Technique Builder Fro Vibraphone And Marimba,Anthony J. Cirone, hal.4



 

Tidak ada komentar: